1.1 Peran sosial guru dalam masyarakat
Kebanyakan guru yang kita temukan pada kehidupan sehari-hari hanya
sekedar sebagai pengajar di sekolah saja, padahal pada hakikatnya guru itu
harus bergerak memberdayakan masyarakat menuju kualitas hidup yang baik dan
perfect di segala aspek kehidupan, khususnya pengetahuan moralitas, sosial,
budaya, dan ekonomi kerakyatan. Karena itu guru memiliki bebrapa peran penting di tengah
masyarakat, antara lain :
1.Pendidik
Ilmu seorang guru, khususnya guru agama harus ditularkan kepada
masyarakat agar nilai kemanfaatannya lebih besar, tidak hanya diberikan kepada
anak-anak di sekolah orang tua murid juga perlu diberikan pencerahan ilmu
tentang pentingnya tanggung jawab dihadapan Allah SWT, pentingnya mendidik anak
secara bertanggung jawab, wajibnya bekerja yang halal, dijauhkan dari pekerjaan
yang dilarang dan menekankan hidup bersama yang harmonis, kolektif dan dinamis
bersama elemen masyarakat lain.
2. Penggerak Potensi
Pada hakikatnya masyarakat mempunyai potensi bear sebagai sekumpulan
manusia yang dianugrahi kemampuan lahir dan bathin oleh Allah SWT.Belum lagi
potensi Alam dan lingkungan ketidakmampuan masyarakat membaca potensi, menangkap peluang
dan memanfaatkannya secara maksimal harus dijembatani oleh seorang guru. Selain
sebagai pendidik ia juga seoarang penggerak yang aktif menggerakkan potensi
besar ummat untuk kesejahteraan dan kemajauan. Jangan sampai potensi besar
alam, misalnya dimanfaatkan oleh pihak industri untuk melakukan eksploitasi
secara semena-mena sementara rakyat sekitar tidak mendapatkan apa-apa. Hal ini
banyak terjadi di banyak tempat. Masyarakat akhirnya diam saja, karena takut
terhadap berbagai ancaman kalau berani mengusik kepentingan pihak industri yang
di backup penuh kalangan pemerintah dan pihak keamanan.
3. Pengatur Irama
Dalam kehidupan sosial, pada dasarnya potensi masyarakat sangat banyak,
bervariasi dan kompleks. Potensi tersebut ada pada generasi tua dan muda,
kalangan kelas atas menengah dan bawah. Jika tidak ada yang mengelola dan
mengatur irama permainan, maka potensi tersebut tidak dapat menghasilkan bunyi
orkestra yang enak dan indah didengar, justru sebaliknya, masing-masing
“bermain” dengan gaya iramanya sendiri-sendiri. Akhrnya, tidak terwujud tim
yang sinergis, solid dan professional. Disinilah peran seorang guru sebagai
pengatur irama, harus jeli membaca potensi seseorang menempatkannya pada posisi
yang tepat, dan mengatur irama permainan yang saling melengkapi,
menyempurnakan, dan menutupi kelemahan masing-masing. Jadilah ia sebuah
kekuatan dahsyat yang akan membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial.
Seorang guru harus bisa menjaadikan orang tua sebagai figur stabilitator,
pelindung, dan penjaga yang mengawasi anggotanya dalam kegiatan, sementara
anak-anak muda dijadikan figur dinamisator yang mampu menggerakkan potensi
mereka demi kemajuan bersama.
4. Penengah Konflik
Setiap orang pasti mempunyai masalah, baik yang berhubungan dengan
dirinya maupun orang lain. Dan, setiap orang belum tentu mampu memecahkan
masalah sendiri dengan kepala dingin, cerdas dan tangkas. Ada bahkan banyak
dari mereka yang menyelesaikan masalah dengan emosional, nudah menghakimi orang
lain. Akibatnya, kehidupan sosial kurang harmonis.
Disinilah peran guru sebagi pengah konflik yaitu mampu mencari solusi dari permasalahan yang ada dengan kepala dingin, mengedepankan akal dan hati dari pada nafsu amarah, mengutamakan pendekatan psikologi persuasif daripada emosional oportunis sanagat dinantikan demi tercapainya kerukunan warga.
Disinilah peran guru sebagi pengah konflik yaitu mampu mencari solusi dari permasalahan yang ada dengan kepala dingin, mengedepankan akal dan hati dari pada nafsu amarah, mengutamakan pendekatan psikologi persuasif daripada emosional oportunis sanagat dinantikan demi tercapainya kerukunan warga.
5. pemimpin kultural
-peran diatas dengan sendirinya menempatkan seoarang gurusebagai
pemimpin yang lahir dan muncul dari bawah secara alami, bakat, potensi,
aktualisasi, dan kontribusi besarnya dalam pemberdayaan potensi masyarakat.
Seorang guru lebih enjoy bersama rakyat yang bebas dari kepentingan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kalau masyarakat akhirnya mendesak untuk menduduki kepemimpinan formal, ia akan berkkonsultasi dengan banyak elemen masyarakat, bagaiman tingkat akseptabilitas dan resistensinya, lebih manfaat dan maslahat mana menjadi pemimpin kultural an sich dan pemimpin
Seorang guru lebih enjoy bersama rakyat yang bebas dari kepentingan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kalau masyarakat akhirnya mendesak untuk menduduki kepemimpinan formal, ia akan berkkonsultasi dengan banyak elemen masyarakat, bagaiman tingkat akseptabilitas dan resistensinya, lebih manfaat dan maslahat mana menjadi pemimpin kultural an sich dan pemimpin
kultural plus formal.Kalau
ternyata lebih bermanfat hanya menjadi pemimpin kultural, ia akan konsisten di
jalur kultural yang luas dan tidak terbatas. Namun jika bermanfaat di jalur
dua-duanya tanpa ada resistensi dan konflik, maka ia akan menempatinya, demi kemaslahatan
berasama.
1.2
Figur keteladanan guru profesional sangat penting bagi siswa dan
masyarakat
Masyarakat dan orang tua murid pun kadang-kadang mencemooh
dan menuding guru tidak kompeten, tidak berkualitas, tidak profesional dan
sebagainya, manakala anak-anak mereka tidak bisa menyelesaikan persoalan yang
mereka hadapi sendiri atau memiliki kemampuan yang tidak sesuai dengan
keinginan para orang tua. Guru menjadi pihak pertama yang dipersalahkan atas “keterbelakangan”
para siswa, tanpa melihat bagaimana siswa-siswa tersebut berperilaku di dalam
kelas dan dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja termasuk bagaimana
interaksinya dengan keluarga atau orang tuanya.
Oleh karena itu figur keteladan guru
profesional sangat penting bagi siswa dan masyarakat. Lantas mengapa figur
keteladanan guru profesional sangat penting bagi siswa dan masyarakat? Pasalnya
seorang guru itu sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada
umumnya karena bagi bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan,
bahkan menjadi tokoh identifikasi guru. Guru profesional itu adalah seorang
yang ahli dalam bidang keilmuannya, yang menuntut seorang guru bukan hanya
sekedar mampu memberikan keilmuan yang dimilikinya ke dalam diri anak didik,
tetapi juga mengembangkan potensi yang ada dalam peserta didik. Maka, seorang
guru propesional harus memiliki pembelajaran konkret dan penilaian secara
komprehensif yang diperlukan agar dapat melihat siswa dari segi perspektif.
Hanya saja, masalahnya sekarang
adalah kurangnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru, yakni kelemahan
yang terdapat pada diri guru itu sendiri, seperti rendahnya tingkat kompetensi
dan profesionalisme mereka. Penguasaan guru terhadap materi dan metode pengajaran
yang masih berada di bawah standar juga membenarkan pernyataan di atas. Hal
tersebut didukung dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan Balitbang
Depdikbud RI yang diantaranya menunjukkan bahwa kemampuan membaca para siswa
kelas VI SD di Indonesia masih rendah. Kegagalan tersebut disebabkan pengajaran
guru hanya mementingkan penguasaan huruf tanpa penguasaan makna, meskipun
sekarang sudah ada usaha untuk membimbing para anak didik untuk juga bisa
menguasai makna yang dikandung dalam setiap pelajaran.
Berkaca pada kenyataan-kenyataan
diatas, sudah saatnya kompetensi profesi guru ditingkatkan dengan tetap juga
berharap kepada masyarakat untuk pula memandang profesi guru sebagai profesi
mulia dan bermartabat. Oleh sebab itu, pemerintah melalui Departemen Pendidikan
sedang berupaya untuk meningkatkan kualitas profesionalisme guru, diantaranya
dengan diadakan pelatihan-pelatihan untuk guru. Usaha tadi memiliki harapan
agar kualitas guru bisa mumpuni dalam memberikan dan mentransformasikan nilai
dan ilmu kepada para peserta didik.
Meskipun demikian, semua upaya
tersebut tidak akan membawa hasil maksimal tanpa peran serta guru sendiri,
sebab tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya merupakan
tuntutan kebutuhan pribadi guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar