Senin, 12 Desember 2016

FHYLUM MOLUSCA

SEJARAH
Molusca dikenal sebagai hewan yang mempunyai tubuh lunak yang telah dikenal dari waktu yang termuda yang mempunyai bentuk yang beragam. Sistematik mereka pertama kali dipelajari Aristoteles yang medeskripsikan jenis – jenis yang beragam dari Cepalophoda dan Gastrophoda, didalam bukunya: History Animalium. Kemudian Mulosca digunakan oleh Jhonson (1650) untuk memasukan Cepalophoda Barnacles.
            Taxonomis besar Lineaus Filum tertua Vermes dibagi kedalam 4 divisi. Subdivisi Molusca adalah kelompok yang beragam yang termasuk cumi – cumi, octopus dan molusca yang mempunyai cangkang lunak. Bentuk cangkang yang keras di masukan kedalam subdivisi Testacea kemudian dibagi kedalam bivalve, univalve dan multivalve.
            Martin Lister (1697) memberikan bentuk deskripsi cangkang pada beberapa Gastrophoda dan Lamellibrachiata dalam bukunya: Historia Chocholionum, tetapi kelompok ini telah lama tidak dimengerti.
            Dasar klasifikasi modern Molusca kembali kewaktu Cuvier (1795) yang membagi Molusca kedalam: Cepalophoda, Gastrophoda, Pterophoda dan Acephala. Disamping Acephala juga dimasukan Tunicata, Branchiophoda dan Cirripedia. Antara Cuvier dan Lamark memperkenalkan Scapophoda sebagai Anellida.
Bivalve disebut juga Lamellibrachiata oleh Blainville (1816) dan Pelecyphoda oleh Godfuss (1821) yang telah dikenal sekarang ini. Cirripedia dipindahkan dari Molusca setelah J. Vanghan Thompson (1830) dan Burmeister (1834) mempelajari perkembangan metemorfosis mereka bahwa merak adalah modofikasi Crustaceae. Tunicata dimasukan kedalam Vertebrata oleh Kowalevsky (1866) pada kelompok yang sama. Branchiphoda digabung dengan Polyzoa dibawah nama Molucscoidea oleh Milne Edward.
            Kelas Scapophoda telah diperkenalkan oleh Bronn (1862) untuk dentalium, yang mana sebelumnya ditempatkan dibawah kelas Amphineura oleh Von Ihering (1877) termasuk Chiton dan Sepengel (1881) kemudian Molusca akhirnya didirikan sebagai basis oleh Lanskester (1883). Pada edisi  ke Sembilan dari Enciclopedi Britannia, klasifikasi Molusca langsung dibagi kedalam 5 kelas yaitu: Amphinuera, Gastrophoda, Scapophoda, Lamellibrachiata dan Chepalophoda oleh Palseneer (1892) yang merupakan standar yang disimpulkan oleh Lamere (1936) dari sejarah Molusca yang lengkap dari Simroth (1892 – 1894).
SEJARAH MOLUSKA INDONESIA
Dari fosil yang pernah ditemukan, Moluska Indonesia sudah hadir sejak akhir era Palaeozoikum, periode Perm, kira-kira 290-250 juta tahun lalu. Fosil-fosil ammonit pada zaman itu banyak ditemukan di Pulau Timor dan Papua, yang mana pada saat sekarang semuanya telah punah. Fosil-hidup tertua yang dapat ditemukan berasal dari Miosen awal, yaitu di era Kenozoikum, periode Tersier, kira-kira 25 juta tahun lalu. Sejak pertengahan abad ke-19, fosil Moluska Indonesia mulai dicari untuk dipelajari dan digunakan sebagai penentu umur lapisan yang terkait dengan penelitian keberadaan manusia purba di Pulau Jawa. Manusia mengenal Moluska seumur dengan keberadaan manusia itu sendiri. Sejak adanya peradaban manusia, Moluska telah digunakan sebagai bahan pangan, alat ritual, aksesoris, dan sebagainya. Moluska Indonesia mulai diberi nama sejak dipublikasikannya tata-nama zoologi oleh Carl Linnaeus pada tahun 1758, yaitu pada masa penjajahan Belanda; dimulai dari Moluska masa kini dan setelah itu pemberian nama diikuti oleh peneliti-peneliti lainnya. Setelah itu dalam jangka waktu yang cukup lama, keberadaan Moluska Indonesia seperti tertutup, sebagian spesies yang pada awalnya ditemukan di Indonesia pada zaman penjajahan tidak ada beritanya lagi, tetapi satu-persatu mulai terungkap keberadaannya di beberapa negara tetangga. Beberapa siput Indonesia mempunyai sejarah yang menarik, keendemikan siput dan kerang Indonesia perlu mendapat perhatian dan perlindungan. Belakangan ini diketahui beberapa Moluska pendatang telah hadir di Indonesia, sebagian di antaranya telah dimanfaatkan untuk makanan.
PENGERTIAN MOLUSKA


Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya. 

Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Cephalopoda.

Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal.
PENYEBARAN
Distribusi Molusca sangat luas antara waktu dari ruang yang kaya dengan fosil sejak waktu Cambrian. Meraka dijumpai di tanah, air tawar dan laut. Molusca ini terdapat pada garis pantai kecuali pada daerah ekstrim yang dingin. Pada daerah tropic kelimpahan Molusca sangat banyak dengan bentuk kualitas yang cantik.

HABIT DAN HABITAT
Molusca mempunyai bentuk yang besar, habit dan habitatnya. Merak hidup dengan daya adaptasi yang baik dan mendiami seluruh garis pantai di dunia dengan habitat daratan kecuali udara. Kebanyakan dari mereka yang mempunyai cangkang yang besar pengaruhnya terhadap keberadaannya. Kebanyakan hidup dilaut, sepanjang garis pantai dan air yang tenang diantara karang, tetapi ada juga yang hidup dikedalaman 12.000 meter, dimana lainnya bebas beranang.
            Masing – masing habitat mempunyai spesies khas  yang mana ada yang mempunyai hiasan yang baik, bertahan, menyerang dan kemudian hilang dan tinggal dipantai. Pada daerah yang berlumpur dan manggrove di bawah pinggiran batu – batu keras, tanah yang berpasir, karang – karang yang tidak megalami surut. Kedalam Abbisial dan permukaan kepulauan, seluruhnya mempunyai spesialisasi habitat.
            Keanekaragaman siput dan bivalve pada habitat air tawar, sungai, kolam dan beberapa hidup pada air payau, dimana siput dan sejenisnya hidup pada daerah daratan. Satu spesies ditemukan di padang pasir lembah Death California dengan menjaga cangkangnya dengan kelenjar ludah, kecuali sedang makan pada periode pendek dari kelembaban untuk 2 atau 3 minggu dalam 1 tahun. Diantara spesies tertentu yang sering dijumpai bila pada daerah lembah, bebrapa hidup pada kayu – kayuan dimana yang lainnya pada rumput, beberapa lagi lebih suka hidup pada batu keras yang berlendir, dipasir atau daerah tanah liat, air yang mengalir dan arus laut.
            Meraka kebanyakan hidup bebas yang bergerak lambat, ada yang seperti Limpet dan Chiton menempel pada batuan yang keras dan kayu, beberapa seperti siput, ketam, cumi – cumi, pteropos dam sotong dapat berenang aktif. Beberapa Molusca hidup sebagai parasit pada interior hewan lain.
            Molusca makan setiap makanan yang memungkinkan, kebanykan dengan radula, memakan sayur – sayuran. Polyciphoda yang tidak punya radula memakan organism larutan dalam air dengan reaksi cilia. Cepalophoda seluruhnya dan sebagian Gastrophoda merupakan hewan predator dan sedikit parasit. Cepalophoda aktif dan mempunyai kemampuan menggigit mangsa dan termasuk beberapa hewan invertebrate yang tingkat perkembanagannya lebih tinggi.

UKURAN DAN BENTUK
Molusca mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam. Monoplacophora oval pada garis luar, Chiton (Amphineura) elips dan panjangnya 1.5 – 30 cm. Amicula (Cryptochiton) di pantai pasifik. Gigi cangakang (Scapophoda) memanjang dorso ventral dan biasanya lebih dari 6 cm panjangnya, tetapi sebagian tumbuh lebih dari 15 cm. Siput (Gastrophoda) Globosa kebanyakan diameternya dibawah 5 cm atau tingginya tetapi juga mereka mempunyai range dari siput dewasa  0.6 mm panjangnya dan sampai ke cangkang Florida (Stombus) lebih dari  25 panjangnya. Ketam (Pelyciphoda) berbagi bilateral dan rangenya  1 – 135 cm. Ketam raksasa (Tridacuna deresa) di daerah tropical pasifik sekitar 15 meter panjangnya. Ini cukup besar untuk menutupi anaknya yang lebih kecil secara sempurna dan beratnya sekitar 550 pound. Cepalophoda memanjang dan cumi – cumi dan gurita hanya 2 – 5 cm panjangnya. Cumi – cumi raksasa (Archetenthis) merupakan invertebrate yang terbesar yang diketahui, mempunyai panjang tubuh 6 meter dan 10.5 meter tentakelnya.
            Walaupun penyebarannya yang luas dari bentuk eksternal dan ukuran, Molusca adalah filum yang homogenous dan ukuran yang pasti pemeliharaan tanda yang seragam dalam bentuk internal dari bentuk tubuh organism dan dalam bentuk mudanya.




ANGKA PENETASAN
Molusca merupakan kelimpahan yang terbesar dari seluruh hewan. Dalam jumlah spesies, Molusca merupakan filum kedua setelah Arthropoda.  Pengetahuan total spesies tidaklah akurat, tetapi kira – kira 100.000 yang hidup dengan 10 kali lebih banyak dari serangga tetapi hanya setengah dari vertebrata. Tiga per empat (80.000) dari Molusca adalah Gastrophoda dan sekitar 1700 genus. Lamellibranchiate (10.000) spesies dengan 45 genus. Nomor tiga dalam jumlah tetapi terbesar dalam ukuran yaitu Cepalophoda dengan 150 genus. Dalam jumlah individu seperti Tiram merupakan jumlah yang tidak dapat dihitung dalam jutaan, dimana lainnya agak jarang dan terbatas dalam jumlah. Amphinuera dan Scapophoda terakhir yang penting dalam jumlah, keragaman dari nilai statigrafikasinya.

PERSENTASE MOLUSCA
Molusca lebih kuat dari apa yang di bayangkan oleh manusia, walaupun mereka hidup menetap dan sessil dan bergerak lambat. Seekor Ketam atau Remis tidak dapat dibuka dengan baik tanpa pemotongan karena mempunyai otot aductor yang kuat. Percobaan dari Jean Cadart peneliti dari Prancis, yakin bahwa seekor siput dapat mengangkat 5 kali dari berat tubuhnya yang permukaan ventrikal atau dapat penuh 200 kali beratnya sepanjang permukaan horizontal. Dia menaksir bahwa 25 siput dapat menyentak gerbong kereta dengan mempergunakan kekuatannya dari pada 150 pounds manusia.

KLASIFIKASI MOLUSKA
1.
Kelas Gastropoda
 
Jika Anda pergi ke pasar, jangan heran apabila dijumpai banyak penjual siput dan bekicot. Karena ternyata jenis hewan ini sangat digemari masyarakat dan bergizi tinggi. Nah, bagaimana dengan Anda, pernahkan makan siput ( Lymnea) dan bekicot ( Achatina)? Kedua hewan ini adalah jenis hewan kelas Gastropoda. Jenis hewan ini juga ada yang hidup di laut, air tawar dan banyak pula yang hidup di darat. Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan populer. Ada sekitar 50.000 jenis/spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Karena banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan.
Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang ( vaginula). Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.
Kenapa hewan ini disebut Gastropoda? Gaster artinya perut, dan podos artinya kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki. Gerakan Gastropoda disebablan oleh kontraksi-kontraksi otot seperti gelombang, dimulai dari belakang menjalar ke depan. Pada waktu bergerak, kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir yang berfungsi untuk mempermudah berjalan, sehingga jalannya meninggalkan bekas. Hewan ini dapat bergerak secara mengagumkan, yaitu memanjat ke pohon tinggi atau memanjat ke bagian pisau cukur tanpa teriris.
Description: http://mollusca-din.tripod.com/klasifikasi_clip_image002.jpg
Gambar 26. Siput air tawar (lemnaea javanica)
Coba Anda perhatikan gambar di atas. Di kepala siput terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang, terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di dalam mulut terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin. Selanjutnya terdapat kerongkongan, kemudian lambung yang bulat, usus halus dan berakhir di anus. Gastropoda umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivora.
Pernafasan bagi Gastropoda yang hidup di darat menggunakan paru-paru, sedangkan Gastropoda yang hidup di air, bernafas dengan insang.
Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh.

Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak ( ganglion cerebral), g anglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan ganglion kaki ( pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal, sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh bagian tubuh. Di dalam ganglion pedal terdapat statosit ( statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.

Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot ( Achatina fulica), siput air tawar ( Lemnaea javanica), siput laut ( Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis ( Lemnaea trunculata).
 

2.
Kelas Chepalopoda
  
Sekarang kita lanjutkan pada kelas Cephalopoda. Tubuh Cephalopoda dilindungi oleh cangkok, kecuali Nautillus. Mengapa cumi-cumi ( Loligo), sotong ( Sepia) dan gurita ( Octopus) disebut jenis Cephalopoda? Cephalopoda ( cephale : kepala, podos : kaki) adalah Mollusca yang berkaki di kepala. Cumi-cumi dan sotong memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek.
 
Gurita memiliki 8 tentakel. Kaki (tentakel) ini berfungsi sebagai tangan untuk mencari, merasa dan menangkap makanan. Cumi-cumi, sotong dan gurita adalah contoh hewan kelas Cephalopoda. Sekarang perhatikan gambar 27. cumi-cumi!

Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan. Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak. Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke belakang, sifon akan menyempurnakan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya.
Description: http://mollusca-din.tripod.com/klasifikasi_clip_image004.jpg
Gambar 27. Cumi-cumi
  
Apabila Anda makan cumi, di bagian perut tepatnya sebelah sifon akan ditemukan cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Fungsinya untuk melindungi diri. Jika dalam keadaan bahaya cumi-cumi menyemprotkan tinta hitam ke luar sehingga air menjadi keruh. Pada saat itu cumi-cumi dapat meloloskan diri dari lawan.
Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup, jadi darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel. Sedangkan ekskresi dilakukan dengan ginjal. Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel.

Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Juga dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati dan pankreas. Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang dan Mollusca lainnya.

3.
Kelas Bivalvia atau Pelecypoda
 
Pernahkah anda makan kerang atau remis? Kerang yang hidup di laut dan remis yang hidup di air tawar adalah contoh kelas Bivalvia. Hewan Bivalvia bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya banyak mengandung zat kapur. Zat kapur ini digunakan untuk membuat cangkoknya.
Description: http://mollusca-din.tripod.com/klasifikasi_clip_image006.jpg
Gambar 28. Struktur luar kerang air tawar
Hewan ini memiliki dua kutub ( bi = dua, valve = kutub) yang dihubungkan oleh semacam engsel, sehingga disebut Bivalvia. Kelas ini mempunyai dua cangkok yang dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkok ini berfungsi untuk melindungi tubuh. Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis. Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot. Fungsi kaki untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir.
Cangkok ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
a.
Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai pelindung.
b.
Lapisan prismatik, tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma.
c.
Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.
Untuk lebih memahami kelas Bivalvia atau Pelecypoda, di bawah ini adalah gambar bagian-bagian tubuh kerang yang dipotong secara melintang. Perhatikan gambar penampang melintang cangkok dan mantel berikut ini!.
Description: http://mollusca-din.tripod.com/klasifikasi_clip_image008.jpgGambar 29.
(A) Penampang melintang tubuh Pelecypoda; (B) Penampang melintang cangkok dan mantel
Jika Anda memperhatikan kerang yang masih hidup, kaki hewan ini berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan ke luar. Hal ini sesuai dengan arti Pelecypoda ( pelekis = kapak kecil; podos = kaki). Kerang bernafas dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran ( lamela) yang banyak mengandung batang insang. Sementara itu antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus. Perhatikan baik-baik, struktur dalam kerang air tawar pada gambar berikut!
Description: http://mollusca-din.tripod.com/klasifikasi_clip_image010.jpg
Gambar 30. Struktur dalam kerang air tawar
Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Untuk memudahkan memahami daur hidup Bivalvia dapat digambarkan melalui contoh daur hidup kerang air tawar pada gambar 31.
Description: http://mollusca-din.tripod.com/klasifikasi_clip_image012.jpg
Gambar 31. Diagram daur hidup kerang air tawar
Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
PROSES PEMBENTUKAN MUTIARA
Moluska merupakan perhiasan yang sangat mahal , mutiara dibentuk oleh kerang. Proses pembentukan mutiara dilakukan secara alami, mutiara dibentuk secara tidak sengaja akibat masuknya butir-butir pasir atau benda asing lainya ke dalam kerang tersebut. Selanjutnya nakreas mengeluarkan sekretnya untuk membungkus benda asing yang tadi. Pembungkusan memakan waktu yang lama sampai terbentuknya mutiara.
Pembentukan mutiara secara buatan, sengaja diternakan dilaut seperti di lampung, mutiara yang hidup cangkangnya dibuka, kemudian diantara cangkang dan mantel disuntikan benda asing (pasir). Kemudian kerang dikembalikan ke laut. Dibiarkan dalam waktu tertentu. Kerang dibuka jika mutiara telah terbentuk.

4.
Kelas Amphineura
 
Hewan Mollusca kelas Amphineura ini hidup di laut dekat pantai atau di pantai. Tubuhnya bilateral simetri, dengan kaki di bagian perut ( ventral) memanjang. Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur, sedangkan permukaan lateral mengandung banyak insang.
Description: http://mollusca-din.tripod.com/klasifikasi_clip_image001.jpg
Gambar 32.Kiton
Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasi eksternal (pertemuan sel teur dan sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya Cryptochiton sp atau kiton. Hewan ini juga mempunyai fase larva trokoper.
 
5.
. kelas Scaphopoda
 
Dentalium vulgare adalah salah satu contoh kelas Scaphopoda. Jika Anda berjalan-jalan di pantai, hati-hati dengan cangkang jenis Scaphopoda ini. Karena biasanya hewan ini tumbuh di batu atau benda laut lainnya yang berbaris menyerupai taring. Coba Anda amati gambar hewan berikut ini!
Dentalium vulgare hidup di laut dalam pasir atau lumpur. Hewan ini juga Memiliki cangkok yang berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka. Panjang tubuhnya sekitar 2,5 s.d 5 cm. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan mikrofauna. Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel. Hewan ini mempunyai kelamin terpisah.
Description: http://mollusca-din.tripod.com/klasifikasi_clip_image015.jpg
Gambar 33. (a) Dentalium vulgare, (b) Struktur tubuh Dentalium sp.

MANFAAT MOLUSKA
 Mengapa banyak orang yang suka makan cumi-cumi, kerang, bekicot, keong atau sotong? Alasannya cukup sederhana, di samping rasanya enak, ternyata hewan ini memiliki kandungan protein yang tinggi. Bagaimana, pernahkah Anda memakannya? Jika pernah, bagaimana rasanya? Hewan ini juga bisa dibudidayakan dan Andapun bisa memelihara hewan ini seperti: tutut, bekicot atau keong dapat dipelihara di kolam.

Selain Sebagai bahan makanan yang bergizi, cangkok hewan ini bisa dimanfaatkan untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula yang suka mengumpulkan berbagai macam cangkang Mollusca untuk koleksi atau perhiasan. Bahkan ada cangkang Mollusca yang digunakan untuk bahan mainan, seperti kuwuk.
Sejak abad ke-17 mutiara merupakan barang perhiasan mewah yang diburu kaum jutawan dan harganya cukup mahal. Pernahkah Anda berpikir, darimana mutiara itu dihasilkan? Mutiara dihasilkan dari tiram mutiara seperti Pinctada margaritifera dan Pinctada mertensi dari kelas Pelecypoda ( Bivalvia).
Mutiara ini ada yang dihasilkan secara alami, dan adapula yang dibudidayakan. Saat ini banyak orang yang membudidayakan tiram untuk menghasilkan mutiara. Caranya, benda asing (kerikil, pasir atau arang) dimasukkan diantara mantel dan cangkok tiram. Ketika benda asing itu ada di tubuhnya, tiram berusaha mengeluarkan dengan cara membungkusnya dengan lendir. Lendir ini akhirnya mengeras dan menjadi mutiara. Mudah bukan? Jika Anda tertarik untuk membudidayakan mutiara, Anda dapat mempelajari dari buku-buku yang khusus membahas budidaya ini. Silahkan Anda mempelajari dan mencobanya.
Description: http://mollusca-din.tripod.com/manfaat_clip_image002.jpg
Gambar 34. Perhiasan yang dibuat dari mutiara
Di samping menguntungkan, ternyata ada beberapa jenis Mollusca yang merugikan. Misalnya keong mas adalah musuh para petani yang sering merusak tanaman padi. Begitu pula bekicot Achatina fulica merupakan hama tanaman yang sulit diberantas.
NILAI EKONOMIS
Molusca merupakan tanda fauna, merka merupakan pokok penting bagi manusia dan beberapa dari 10.000 spesies merupakan bernialai ekonomis. Manusia tertarik pada mereka dengan banyak alasan. Simetris dalam hal warna yang beragam dari cangkang yang dapat menakjubkan kolektor muda dan tua. Mereka mempunyai nilai ekonomis yang dapat lebih ditekankan. Dari point diatas Molusca sangat besar sekali nilainya sejak manusia pra sejarah. Sejak hari ini Ketam, cumi – cumi, remis dan lainnya digunakan scara ekstensif sebagai makan manusia. Sebagai makanan tambahan untuk manusia modern. Molusca dipergunakan untuk berjenis – jenis keperluan lainnya, cangkang ketam digunakan untuk hiasan. Sedangkan bivalve dihasilkan pelabuhan alam yang mempunyai nilai tinggi sampai berates rupiah. Tidak semua Molusca mempunyai hasil, beberapa siput memakan tanaman cultural. Siput air tawar tertentu berguna sebagai intermediet host untuk cacing Trematoda parasit bagi manusia dan hewan domestic. Teredos merusak kayu – kayu kapal.
            Cangkang Molusca yang lebih tu digunakan Palaentologis sebagai jam cronologi untuk menduga umur batu – batuan dari stratifikasi yang beragam atau lapisan bumi. Cangkangnya keras dan berlendir berisi fosil yang terbaik dari bebrapa hewan diatas dunia. Filumnya sedikit kuno dengan fosil yang kompleks yang kembali ke 550.000.000 tahun. Karena fosil mereka sangat diperlukan untuk ilmuwan dalam Geologi umum dan ilmuwan geologi perminyakan pada khususnya. Melalui studi yang ekstensif dari Molusca laut, ilmuwan perminyakan mampu menentukan lokasi defosit minyak yang sering terletak bebarapa mil dari permukaan bumi.

























Down Ribbon: GALERI MOLUSKA

 
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/2Mollusca_Polycera_title.jpg                  Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/3-an1.JPG
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/53xx.bivalve.jpg                           Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/800_8119.jpg
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/4441.jpg                         Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/15020871.JPG
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/argonauta.jpg                            Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/bluebottle.jpg
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/cephalopod1.jpg                        Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/CIMG1027.JPG
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/cuttlefish_1.jpg                           Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/Dendronotus-390x246.jpg
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/dentalium%20inaequicostatum.jpg    
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/gastropod8_6.jpg                          Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/Lymnaea.jpg
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/m010_jpg.jpg                               Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/mollusca.jpg
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/Mollusca_1.jpg                  Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/Mollusca_2.jpg
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/mollusk.jpg                           Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/nautilus.jpg
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/nudie.jpg                                Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/pteria.jpg
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/scallop.jpg                                  Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/Sepioteuthis_sepioidea1.jpg
Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/Stelleri.jpg                               Description: http://mollusca-din.tripod.com/mollusca/wpo_16241.jpg


 



Phylum Annelida




Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata), namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul/annelus = cincin, gelang” dalam bahasa Yunani “eidos = bentuk” yang dikenal sebagai cacing gelang. Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah ada ronnga tubuh (coelom), dengan metamerisme sebagai ciri utamanya: pembagian rongga tubuh, sistem persyarafan, peredaran darah, dan sistem ekskresinya metamerik. Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh. Respirasi dengan epidermis ataupun insang (pada cacing tabung, misalnya) pada somit tertentu. Organ reproduksi hermafrodit (kelas olygochaeta dan hirudinea), dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau berumah dua (kelas archiannelida dan polychaeta), dengan melalui fase larva trokofor. Hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan akuatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata.

Ciri-ciri Umum
Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat diuraikan sebagai berikut:
  • Tubuh bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh
  • Triploblastis
  • Tiap segmen dipisahkan oleh septa
  • Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
  • Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
  • Punya parapodia
  • Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen (polygochaeta dan olygochaeta)
  • Respirasi: epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta)
  • Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus)
  • Reproduksi:     -seksual/genertif: konjugasi -Aseksual/vegetatif: fragmentasi à regenerasi
  • Ekskresi: nefridia (nephridios = ginjal)
  • Saraf dan Indera: saraf tangga tali ( ganglion berderet berpasangan)
  • Statosidaà indra keseimbagan, peka terhadap cahaya.
  • Sirkulasi: peredaran darah tertutup.
  • Habitat: -tanah yang lembab-air laut -air tawar


Sruktur Tubuh
  • Bilateral simetris: organ yang memiliki dua sisi
  • Triboplastik,
Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
  • Bersegmen, tubular dan memanjang
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri terdiri dari alat ekskresi (nefridium), lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah.  Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Tubuh terbagi menjadi ruas-ruas (segmen) yang sama, baik di bagian dalam dan di bagian luar tubuh, kecuali saluran pencernaan dan sepanjang sumbu anterior-posterior, keadaan demikian disebut metarisma dan masing-masing ruas disebut metamere.
  • Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
 Fisiologi
Alat gerak
Annelida bergerak dengan kontraksi otot tubuhnya. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
·         Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
Seta: bulu kasar/rambut pada invertebrate. Pada polychaeta mempunyai seta yang banyak, sedangkan pada olygochaeta mempunyai seta yang sedikit. Seta ini terdapat pada tonjolan di samping.
·         Punya parapodia
·         Tiap segmen terdapat parapodia; untuk lokomosi
·         Parapodia terdiri dari sejumlah seta;
·         Seta terdiri dari notopodium, neuropodium, acicula & otot yang bekerja untuk berjalan, merangkak, bersembunyi atau berenang.

Sistem Respirasi
Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O2 & CO2 berdifusi via kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi lembab.


 Sistem Pencernaan
Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.

Sistem Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet, memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Klitelum = struktur reproduksi yang mengsekresi cairan & membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui larva trochophore berenang bebas.

 Sistem Eksresi
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Nefridia = organ dalam segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan & keluar melalui nephridiofor.

Sistem Saraf dan Indera
Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada tiap ruas.
• Cincin ganglia dihubungkan oleh tali saraf ventral
• Ganglia = seperti kantong yang merupakan pembesaran dari jaringan saraf, membentuk “otak”
• Tali saraf = sel-sel yang memanjang tubuh & mengandung impuls-impuls saraf

Sistem Peredaran Darah / Sirkulasi
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
•Lengkung aorta: lima tabung seperti jantung yang memompa darah ke dalam dua tabung utama sepanjang tubuh.
•Darah: subtansi cair yang mengedarkan makanan & membawa sisa-sisa makanan.
Habitat dan Ekologi
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.

Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
  1. Polychaeta (cacing berambut banyak)
Berdasarkan perkembangan anterior dan cara hidup dapat dibedakan menjadi:
-          Erratia
-          Sedentaria
  1. Olygochaeta (cacing berambut sedikit)
  2. Hirudinae (tidak punya rambut);
-          Bangsa Acanthobdellia
-          Bangsa Rhynchobdellida
-          Bangsa Gnathobdellia
-          Bangsa Pharyngobdellida
1.     Kelas Polychaeta
Polychaeta, dalam bahasa Yunani “poly” = banyak, “chaetae” = rambut kaku, merupakan Annelida berambut banyak. Anggota kelas polychaeta dikenal dengan sebutan umum cacing laut, cacing sikat, cacing ruas. Umumnya hidup di air. Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau setae yang dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku. Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-merahan. Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia. Alat ini pun berperan sebagai alat pernafasan. Polychaeta memiliki kelamin terpisah. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara seksual. Pembuahannya dilakukan di luar tubuh. Telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut trakofora. Setae berupa berkas, biasanya ada dua berkas: notosetae (di bagian dorsal) dan neurosetae (di bagian ventral); parapodia menonjol, tipenya bernacam-macam (biramus, uniramus), kadang-kadang tereduksi; prostomium pada umumnya berkembang baik, mempunyai mata dan tentakel, namun sangat termodifikasi pada hewan sedentaria; organ reproduksi pada umumnya diosius; habitat lautan, ada juga yang hidup di lingkungan estuary, beberapa hidup di air tawar atau bahkan terrestrial (di wilayah tropic).
 Ciri-ciri polychaeta
  • Tubuh memanjang dan bersegmen
  • Tiap segmen mempunyai parapodiaàsemacam kaki yang bentuknya seperti dayung
  • Tiap parapodia mempunyai seta, kec.segmen terakhir
  • Warna tubuh menarik
  • Respirasi dengan insang
  • Di bagian anterior terdapat kepala yang sempurna, disebut prostomium. Pada kepala  terdapat mata, antena, sepasang palpus dan mulut di bagian ventral.
  • Ruas yang mengandung mulut disebut peristomium. Ruas terakhir atau pigidium mengandung anus.
  • Habitat: bahari à di lautan, hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut
Perbedaan dengan Oligochaeta:
·         Kepala dengan anggota, Tiap somit banyak seta & 1 pasang parapodia, Dioesious, Punya Stadium larva (trokofor), tidak punya klitelum.
·         Tubuh terdiri tiga bagian: pra segmental, segmental & pascasegmental. Kepala di prasegmental, parapodia di segmental & pygidium di pascasegmental.
struktur tubuh polychaeta prostomium,peristomium Appendages,Kepala ada tentakel

·         Punya faring yang dapat ditonjolkan dari kepala. Faring punya duri cengkram & bergigi. faring di kepala 

 macam parapodia
Parapodia
• Seta banyak & punya parapodium.
• Parapodia:     -biramus (noto+neuropodia)
-uniramus (hanya neuropodia).
Notopodia terdapat di bagian dorsal, neuropodia di bagian ventral.
• Seta: di betuk oleh sel ektoderm. Tiap seta terdiri atas sejumlah filamen & sel lateral. Tipe dasar seta yaitu ; Compound, Pseudocompound, Simple
• Anus dalam somit terakhir, terdapat sepasang anal cirri
Struktur Tubuh
Panjang tubuh umumnya kurang dari 10 cm dengan garis  tengah 2-10 mm; penghuni kedalaman laut umumnya hanya mencapai panjang 1 m, walau ada satu jenis yang panjangnya mencapai 3 m (Eunice sp). Warna tubuhnya banyak yang menarik (merah, merah muda, hijau ataupun kombinasi warna-warna). Metamerisme pada umumnya sempurna, dengan tiap segmen silindris identik, kecuali bagian kepala dan ekor.
Fisiologi
 Alat Gerak
• Pergerakan disebabkan oleh perpaduan gerak antar parapodia, otot dinding tubuh & cairan rongga tubuh.
• Gerak undulating mengakibatkan cacing dapat menjalar & berenang dengan cepat.
 Sistem Respirasi
• Bernafas dengan insang
• Pertukaran gas via permukaan tubuh juga terjadi
• Beberapa jenis tiap ruas terdapat insang, kecuali ujung anterior & posterior
• Pada cacing yang mengalami modifikasi, jumlah & letak insang terbatas pada ruas tertentu.

 Sistem Pencernaan
• Cara makan sesuai dengan kebiasaan hidup
 Raptorial feeder: avertebrata kecil ditangkap dengan pharink/probosis yang dijulurkan, terdapat rahang kitin
• Deposit feeder: menelan pasir & lumpur dalam lorong; bahan organik dicerna & partikel mineral dikeluarkan via anus, atau melalui tentakel cilia yang berlendir
• Filter feeder: tidak punya probosis tutup kepala dilengkapi radiola untuk menyaring detritus & plankton.

 Sistem Reproduksi
Reproduksi Seksual 
• Dioesious & monoesious
• Seksual via fertilisasi eksterna (ovum & sperma di lepas di air). Zigot → trokofor → juvenil
Reproduksi Aseksual
• Pada Cirratulidae, Sabellidae, Spionidae & Syllidae (Tunas/Budding) dari parapodia. bagian tubuh menjadi dua bagian.
• Epitoksi (pembentukan individu reproduktif) merupakan fenomena reproduksi khas polychaeta—hewan tampak jadi dua bagian.

 Saraf dan Indera
  • Sistem saraf tangga tali
• Alat indera utama: mata, “nuchal organ” & statocyst
• Mata berkembang baik (errantia), bintik mata/tidak ada (sedentaria)
• Fungsi mata: fotoreseptor
• Nuchal organ: kemoreseptor untuk mendeteksi makanan
• Sel peraba terdapat diseluruh tubuh, terutama parapodia & kepala


 Sistem Ekskresi
• Cacing yang tidak mempunyai pembuluh darah: protonefridia solenosit
• Cacing yang mempunyai pembuluh darah: metanefridia
- Nefrostom: corong bersilia
- Nefridial kanal: pembuluh ekskresi
- Nefridiophor: lubang ekskresi, bermuara pada neuropodium
• Nefridia juga berfungsi sebagai alat osmoregulasi


 Habitat dan Ekologi
Habitatnya di lautan, Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut ataupun membentuk tabung. Cara hidupnya yang bersembunyi menyebabkan mereka luput dari pengamatan biasa.
Contoh polychaeta yang terkenal:
1) Sabellastarte indica (cacing kipas)
2) Marphysa sanguinea
3) Eunice viridis (cacing wawo)
4) Lysidice oele (cacing palolo)
5) Nereis virens (kelabang laut)
Dua jenis terakhir sering dikonsumsi oleh orang-orang di Kepulauan Maluku. Sebagian besar waktu Polychaeta berada dalam bentuk atoke, yaitu hewan yang belum masak secara seksual (dewasa). Pada saat musim kawin, bagian tubuh tertentu membentuk gonad. Hewan yang sudah dewasa ini disebut epitoke. Epitoke mengandung gamet. Pembuahan terjadi di luar tubuh.
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Polychaeta
Ordo : Eunicida
Familia : Eunicedae
Genus : Eunice
Species : Eunice viridis

Kingdom          : Animalia
Phylum                        : Annelida
Classis             : Polychaeta
Ordo                : Phyllodocida
Family             : Nereidae
Genus              : Nereis
Spesies             : Nereis virens


Kelompok Polychaeta
Polychaeta dibagi dalam dua kelompok; polycaeta Erratia dan Sedentaria. Penggolongan itu di dasarkan perkrmbangan anterior dan cara hidup hewan dari masing-masing kelompok: polycaheta Erratia memiliki sumbu tubuh bersegmen banyak yang serupa (metameri), mempunyai kepala yang ditandai sejumlah palpus, antenna, dan siri tentakel. Hewan-hewan itu hidup bergerak bebas dan kuat dan acap kali bersusunan kompleks, yang dapat dijadikan ciri penentu jenis. Jumlah segmen tubuh  hewan Sedentaria relatif terbatas dibandingkan dengan Errantia. Anggota badan bagian anterior  dapat tidak  ada, tapi pun dapat ada, yang mirip dengan hewan Errantia. Pada umumnya bagian anterior termodifikasi menjadi lubang mulut yang dikelilingi insang, sedangkan bagian tengah membentuk bagian abdomen yang parapodianya pendek.
1.Subkelas Sedentaria
• Segmen tubuh & parapodium tidak sama. Faring tidak punya rahang
• Sedentari & bersembunyi dalam lumpur / hidup dalam tabung di lumpur
• Parapodia & organ saraf mereduksi
• Bentuk kepala mengalami berbagai modifikasi sesuai fungsinya sebagai ciliary feeder
• Contoh:
- Sabella (cacing kipas), struktur dikepala seperti bulu yang disebut radiola
- Chaetopterus ; hidup dalam tabung berbentuk huruf U, notopodium mengsekresi kantong lendir yang menjaring makanan dari air. Kantong secara periodik akan masuk ke dalam mulut ventral suckers
- Arenicola ; Hidup dalam tabung berbentuk huruf J

2. Subkelas Errantia
• Segmen tubuh sama dari kepala – ekor
• Parapodia sama dari depan – belakang
• Hidup bebas, pelagis, merayap, lubang
• Organ indera berkembang baik
• Contoh: Tomopteris: berenang bebas & bioluminescen


PERANAN POLYCHAETA
 Penting secara ekonomi (+,-):
1. Sumber protein
2. Bahan baku obat & industri farmasi
3. Parasit (cangkang kerang & tiram mutiara, usus ikan)
4. Budidaya (pakan ikan & komoditi ekspor)
5. Hiasan akuarium laut

 Penting secara ekologi:
1. Indikator polusi organik ekosistem akuatik
2. Mata rantai dalam ekosistem
3. Mendaur-ulang nutrien di alam
4. Membentuk ekosistem terumbu karang
5. Hama (penggerek & penempel) badan kapal

1.     Kelas Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa Yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen. Habitat cacing ini umumnya di air tawar dan tempat lembab. Namun, ada pula yang hidup di darat. Tubuhnya bersegmen-segmen dengan jumlah segmen mencapai 200 buah. Berikut merupakan gambar yang menerangkan struktur anatomi Oligochaeta


Ciri-ciri oligochaeta
  • Memiliki sedikit setae pada tubuhnya
  • Segmen pada tubuhnya mencapai 200 segmen
  • Panjang tubuh mulai 1cm-3m
  • Kulit dilapisi kutikula
  • Tubuh mengandung hemoglobin
  • Habitat di tempat lembab dan perairan
  • Hermaprodit
 Struktur Tubuh
Setae tidak membentuk berkas, tunggal dan membentuk rangkaian tertentu, tidak memiliki parapodia; jarang mempunyai insang (kecuali yang akuatik); prostomium kecil, berbentuk kerucut, tanpa mata atupun tentakel; organ reproduksi hermafrodit (pembuahan silang): susunan gonad dan saluran-saluran reproduksi khas, metamerisme terbatas; sejumlah segmen membentuk clitellum untuk menyekresikan cocoon; habitat pada umumnya air tawar ataupun terrestrial, beberapa hidup di lingkungan estuary.

Fisiologi
 Sistem Respirasi
Kelas Oligochaeta tidak memiliki parapodia seperti pada kelas polychaeta, pernapasannya dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya. Itu sebabnya mengapa tubuh kelompok cacing ini berlendir. Tubuh cacing tanah tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas. Kutikula menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing. Setelah masuk ke pembuluh darah, udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh. Tetapi ada juga Oligochaeta yang bernafas dengan menggunakan insang, yakni kelas oligochaeta yang hidup akuatik.

 Sistem Pencernaan
Class Oligochaeta memiliki sistem pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring, kerongkogan dan usus. Makanannya adalah sisa dedaunan. yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

 Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak melakukan pembuahan sendiri. Hal itu karena, matangnya sel kelamin betina tidak sama waktunya dengan matangnya sel kelamin jantan. Organ reproduksi betina terdapat di segmen ke-9 sampai ke-14 dan organ reproduksi jantan terdapat di segmen ke-10 sampai ke-15. Di segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat klitelum, yaitu penebalan epidermis sebagai penghasil lendir. Sewaktu sepasang cacing berkopulasi maka akan keluar lendir yang akan membungkus kedua cacing dan menjaga sperma dari kekeringan. Selubung (coccon) lendir tadi akan maju mundur di sepanjang kedua tubuh cacing. Setelah itu, sel telur dari masing-masing cacing keluar dan memasuki coccon. Jika melewati lubang kelamin jantan, telur-telur yang ada di dalam coccon akan dibuahi oleh sperma dari cacing yang berlainan. Setelah selesai pembuahan, coccon akan lepas ke arah depan. Sekarang di dalam coccon terdapat telur-telur yang akan dibuahi dan kemudian tekur-telur tersebut akan menetas menjadi cacing.
 Sistem saraf
Sistem saraf Oligochaeta terdiri dari:
·         ‘otak’ (ganglion cerebral)
·         dua lobus di atas faring
·         dua syaraf penghubung disekitar faring menuju ke ganglia sub paringeal
·         tali syaraf ventral (sepanjang dasar selom ke arah somit anal).
·         Beberapa syaraf menuju ke prostomium & daerah mulut
·         Tali syaraf ventral dlm tiap somit mempunyai ganglion membesar & memberikan 3 pasang syaraf  lateral
·         Tiap syaraf lateral membentang setengah somit terdiri dari serabut sensoris & motoris

 Sistem Ekskresi
Anelida dan moluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
Peranan
 Sumber pakan ikan (Tubifex)

 Perombak bahan organik & menyuburkan tanah (Lumbricus)
 Bioindikator (Tubifex, Limnodrillus)
 Inang perantara parasit pada ikan (Aulophorus furcatus & Dero limosa)
 Inang perantara cacing pita unggas (Amoebotaenia spenoides)
 Parasit pada anak ikan lele (Lytocestus parvulus)
 Pembawa virus+bakteri minyak flu pada ababi (Metastrongylus)

Ordo 1. Lumbriculida
– Gonopore jantan & testis terletak pada ruas yang sama
– Contoh: LumbriculusOrdo
2. Moniligastrida
– Gonopore jantan terletak di belakang ruas yang mengandung testis
– Contoh: Moniligaster
Ordo 3. Haplotaxida
– Gonopore jantan sedikit satu ruas di belakang ruas yang mengandung testis
– Contoh: Limnodrillus, Chaetogaster

KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia                                 
Phylum : Annelida
Class : Oligochaeta
Ordo : Opisthopora
Familia : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus sp.


Kingdom         : Animalia
Phylum            : Annelida
Classis             : Clitellata
Ordo                : Oligochaeta
Family             : Naididae
Genus              : Tubifex

1.     Kelas Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Anggota kelas hirudinea hidup di lingkungan akuatik dan terrestrial. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1–30 cm. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan Hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.

Ciri-ciri hirudinea:
  • Panjang tubuh mencapai 30 cm
  • Tubuh dilindungi oleh lapisan kutikula
  • Tubuh relatif pipih
  • Tubuh terdiri dari 34 segmen
  • Tidak mempunyai parapodia dan setae
  • Mempunyai alat penghisap (sucker) di bagian anterior maupun posterior
  • Bersifat hermafrodit
  • Habitat: air tawar dan darat
 Stuktur Tubuh
Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah pengisap darah, bagian terbesar di antaranya tidak hidup sebagai ektoparasit. Tubuhnya pipih. Ukuran panjangnya dari 1-2cm atau 5cm, walau ada yang mencapai 12cm, bahkan 30cm (Haemanteria ghiliani dari daerah Amazon). Metamerisme sudah sangat tereduksi: segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior (lebih besar) termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Jumlah segmen tetap, yaitu 34, walau lapisan cincin sekunder di luarnya (annuli) menyamarkan segmentasi primer tersebut. Clitteum dibentuk segmen-segmen IX,X atau XI.
Struktur tubuh lintah

Fisiologi
Alat Gerak
• Sebagian aktif malam, juga siang.
• Bergerak dengan cara melekukkan badan, melekat dengan sucker
• Berenang dengan cara menggelombangkan badan.


 Sistem Respirasi
• Menggunakan anyaman kapiler di bawah epidermis.
• Insang: Piscicolidae

 Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Proses pencernaan  penghisap anterior à mulut à faring à tembolok à usus à usus buntu à anus à penghisap posterior.
• faring otot yang dilengkapi rahang bergigi /probosis berotot
Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.

Makanan & Pencernaan
• Lintah hidup sebagai pemakan bangkai/predator, parasit. Predator makan larva, keong, serangga, cacing.
• 75% penghisap darah, melekat/nempel pada permukaan tubuh vertebrata (ikan-manusia).
• Darah dihisap oleh faring otot & menampung dalam tembolok.  Enzim saliva (hirudin) mencegah koagulasi darah. Dalam 1 x makan, lintah mengisap darah 10x berat tubuhnya.
Sistem Reproduksi
• Monoceous
•  jantan: 4-12 pasang testis. 1 pasang ductus spermaticus.
• betina: 2 ovarium & Oviduct yang berhubungan dengan kelenjar albumin & vagina di median yang bermuara di belakang porus genitalia jantan
• Tidak ada tingkat larva
• Lintah membentuk kokon yang mengandung telur yang telah dibuahi & kokon akan diletakkan dalam air/tanah.

Saraf dan Indera
• Ruas 5 & 6 terdapat lingkar saraf ganglia: “otak”
• Alat indera: mata & papilla
• Mata: fotoreseptor
• Papilla & sensila: tonjolan kecil pada epidermis. Fungsi: alat peraba & perasa

 Sistem Ekskresi
10-17 pasang nephridia, ammonia.

Habitat dan Ekologi
Hewan berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai. Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo(lintah).

Peranan
• Terapi medis (Hirudo medicinalis)

• Mengisap darah kerbau (Hirudo, Macrobdella, Philobdella)
• Parasit pada ikan (Piscicolidae)

KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Hirudinea
Ordo : Arhynchobdellida
Familia : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Species : Hirudo medicinalis

Kingdom          : Animalia
Phylum                        : Annelida
Classis             : Hirudinea
Ordo                : Arhynchobdellida
Family             : Haemadipsidae
Genus              : Haemadipsa
Spesies             : Haemadipsa zeylanica




ORDO 1. Arhynchobdellida
  • Mempunyai setae; hanya satu marga yang ada, ditemukan di Finlandia dan Rusia.
• Tidak punya alat isap pada anterior
• Pada segmen 2-4 terdapat dua pasang seta tiap ruas
• Contoh: Acanthobdella

ORDO 2. Gnathobdellia
• Punya alat isap anterior & posterior
Lintah bergigi tiga buah (walau kadang-kadang tereduksi); mulut lebar, hampir menyatu denga bibir batil isap oral; biasanya barmata 5 pasang.
• Punya 3 buah rahang, pharink tidak dapat dijulurkan
• Contoh: Hirudo medicinalis, Haemadipsa

ORDO 3. Rhynchobdellida
  • Lintah degan proboscis yang eversible; mulut kecil, di tengah batil isap oral; kelompok glossiphoniid hidup di air tawar, kelompok piscicolid hidup sebagai parasit ikan, contoh: Galssiphonia.
• Punya anterior sucker/tidak
• Tidak punya rahang, tapi punya belalai • Contoh: Piscicola, Helobdella

ORDO 4. Pharyngobdellida
Mirip dengan Gnathobbdellida, tetapi faring tidak bergigi; bermata 6-8 pasang; kebanyakan berhabitat air tawar, pemakan larva insekta dan moluska. Contoh: Erphobdella
• Pharink tidak dapat dijulurkan
• Tidak punya gigi, tapi punya 1-2 stylet
• Co: Erpobdella, Dina

























Kelompok Annelida
Kelas C

Anggota :
Denden Agustian       115040173
Ria Wahyuni             115040143
     Nurul Kindy                          115040210
Desi P                                     115040167
Rismawati                              115040208
Sakti Saka                              115040169
Jajang Miharja                      115040181
           


  
Phylum Annelida

Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata), namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul/annelus = cincin, gelang” dalam bahasa Yunani “eidos = bentuk” yang dikenal sebagai cacing gelang. Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah ada ronnga tubuh (coelom), dengan metamerisme sebagai ciri utamanya: pembagian rongga tubuh, sistem persyarafan, peredaran darah, dan sistem ekskresinya metamerik. Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh. Respirasi dengan epidermis ataupun insang (pada cacing tabung, misalnya) pada somit tertentu. Organ reproduksi hermafrodit (kelas olygochaeta dan hirudinea), dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau berumah dua (kelas archiannelida dan polychaeta), dengan melalui fase larva trokofor. Hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan akuatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata.

Ciri-ciri Umum
Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat diuraikan sebagai berikut:
  • Tubuh bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh
  • Triploblastis
  • Tiap segmen dipisahkan oleh septa
  • Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
  • Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
  • Punya parapodia
  • Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen (polygochaeta dan olygochaeta)
  • Respirasi: epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta)
  • Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus)
  • Reproduksi:     -seksual/genertif: konjugasi -Aseksual/vegetatif: fragmentasi à regenerasi
  • Ekskresi: nefridia (nephridios = ginjal)
  • Saraf dan Indera: saraf tangga tali ( ganglion berderet berpasangan)
  • Statosidaà indra keseimbagan, peka terhadap cahaya.
  • Sirkulasi: peredaran darah tertutup.
  • Habitat: -tanah yang lembab-air laut -air tawar


Sruktur Tubuh
  • Bilateral simetris: organ yang memiliki dua sisi
  • Triboplastik,
Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
  • Bersegmen, tubular dan memanjang
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri terdiri dari alat ekskresi (nefridium), lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah.  Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Tubuh terbagi menjadi ruas-ruas (segmen) yang sama, baik di bagian dalam dan di bagian luar tubuh, kecuali saluran pencernaan dan sepanjang sumbu anterior-posterior, keadaan demikian disebut metarisma dan masing-masing ruas disebut metamere.
  • Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
 Fisiologi
Alat gerak
Annelida bergerak dengan kontraksi otot tubuhnya. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
·         Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
Seta: bulu kasar/rambut pada invertebrate. Pada polychaeta mempunyai seta yang banyak, sedangkan pada olygochaeta mempunyai seta yang sedikit. Seta ini terdapat pada tonjolan di samping.
·         Punya parapodia
·         Tiap segmen terdapat parapodia; untuk lokomosi
·         Parapodia terdiri dari sejumlah seta;
·         Seta terdiri dari notopodium, neuropodium, acicula & otot yang bekerja untuk berjalan, merangkak, bersembunyi atau berenang.

Sistem Respirasi
Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O2 & CO2 berdifusi via kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi lembab.


 Sistem Pencernaan
Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.

Sistem Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet, memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Klitelum = struktur reproduksi yang mengsekresi cairan & membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui larva trochophore berenang bebas.

 Sistem Eksresi
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Nefridia = organ dalam segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan & keluar melalui nephridiofor.

Sistem Saraf dan Indera
Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada tiap ruas.
• Cincin ganglia dihubungkan oleh tali saraf ventral
• Ganglia = seperti kantong yang merupakan pembesaran dari jaringan saraf, membentuk “otak”
• Tali saraf = sel-sel yang memanjang tubuh & mengandung impuls-impuls saraf

Sistem Peredaran Darah / Sirkulasi
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
•Lengkung aorta: lima tabung seperti jantung yang memompa darah ke dalam dua tabung utama sepanjang tubuh.
•Darah: subtansi cair yang mengedarkan makanan & membawa sisa-sisa makanan.
Habitat dan Ekologi
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.

Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
  1. Polychaeta (cacing berambut banyak)
Berdasarkan perkembangan anterior dan cara hidup dapat dibedakan menjadi:
-          Erratia
-          Sedentaria
  1. Olygochaeta (cacing berambut sedikit)
  2. Hirudinae (tidak punya rambut);
-          Bangsa Acanthobdellia
-          Bangsa Rhynchobdellida
-          Bangsa Gnathobdellia
-          Bangsa Pharyngobdellida
1.     Kelas Polychaeta
Polychaeta, dalam bahasa Yunani “poly” = banyak, “chaetae” = rambut kaku, merupakan Annelida berambut banyak. Anggota kelas polychaeta dikenal dengan sebutan umum cacing laut, cacing sikat, cacing ruas. Umumnya hidup di air. Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau setae yang dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku. Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-merahan. Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia. Alat ini pun berperan sebagai alat pernafasan. Polychaeta memiliki kelamin terpisah. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara seksual. Pembuahannya dilakukan di luar tubuh. Telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut trakofora. Setae berupa berkas, biasanya ada dua berkas: notosetae (di bagian dorsal) dan neurosetae (di bagian ventral); parapodia menonjol, tipenya bernacam-macam (biramus, uniramus), kadang-kadang tereduksi; prostomium pada umumnya berkembang baik, mempunyai mata dan tentakel, namun sangat termodifikasi pada hewan sedentaria; organ reproduksi pada umumnya diosius; habitat lautan, ada juga yang hidup di lingkungan estuary, beberapa hidup di air tawar atau bahkan terrestrial (di wilayah tropic).
 Ciri-ciri polychaeta
  • Tubuh memanjang dan bersegmen
  • Tiap segmen mempunyai parapodiaàsemacam kaki yang bentuknya seperti dayung
  • Tiap parapodia mempunyai seta, kec.segmen terakhir
  • Warna tubuh menarik
  • Respirasi dengan insang
  • Di bagian anterior terdapat kepala yang sempurna, disebut prostomium. Pada kepala  terdapat mata, antena, sepasang palpus dan mulut di bagian ventral.
  • Ruas yang mengandung mulut disebut peristomium. Ruas terakhir atau pigidium mengandung anus.
  • Habitat: bahari à di lautan, hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut
Perbedaan dengan Oligochaeta:
·         Kepala dengan anggota, Tiap somit banyak seta & 1 pasang parapodia, Dioesious, Punya Stadium larva (trokofor), tidak punya klitelum.
·         Tubuh terdiri tiga bagian: pra segmental, segmental & pascasegmental. Kepala di prasegmental, parapodia di segmental & pygidium di pascasegmental.
struktur tubuh polychaeta prostomium,peristomium Appendages,Kepala ada tentakel

·         Punya faring yang dapat ditonjolkan dari kepala. Faring punya duri cengkram & bergigi. faring di kepala 

 macam parapodia
Parapodia
• Seta banyak & punya parapodium.
• Parapodia:     -biramus (noto+neuropodia)
-uniramus (hanya neuropodia).
Notopodia terdapat di bagian dorsal, neuropodia di bagian ventral.
• Seta: di betuk oleh sel ektoderm. Tiap seta terdiri atas sejumlah filamen & sel lateral. Tipe dasar seta yaitu ; Compound, Pseudocompound, Simple
• Anus dalam somit terakhir, terdapat sepasang anal cirri
Struktur Tubuh
Panjang tubuh umumnya kurang dari 10 cm dengan garis  tengah 2-10 mm; penghuni kedalaman laut umumnya hanya mencapai panjang 1 m, walau ada satu jenis yang panjangnya mencapai 3 m (Eunice sp). Warna tubuhnya banyak yang menarik (merah, merah muda, hijau ataupun kombinasi warna-warna). Metamerisme pada umumnya sempurna, dengan tiap segmen silindris identik, kecuali bagian kepala dan ekor.
Fisiologi
 Alat Gerak
• Pergerakan disebabkan oleh perpaduan gerak antar parapodia, otot dinding tubuh & cairan rongga tubuh.
• Gerak undulating mengakibatkan cacing dapat menjalar & berenang dengan cepat.
 Sistem Respirasi
• Bernafas dengan insang
• Pertukaran gas via permukaan tubuh juga terjadi
• Beberapa jenis tiap ruas terdapat insang, kecuali ujung anterior & posterior
• Pada cacing yang mengalami modifikasi, jumlah & letak insang terbatas pada ruas tertentu.

 Sistem Pencernaan
• Cara makan sesuai dengan kebiasaan hidup
 Raptorial feeder: avertebrata kecil ditangkap dengan pharink/probosis yang dijulurkan, terdapat rahang kitin
• Deposit feeder: menelan pasir & lumpur dalam lorong; bahan organik dicerna & partikel mineral dikeluarkan via anus, atau melalui tentakel cilia yang berlendir
• Filter feeder: tidak punya probosis tutup kepala dilengkapi radiola untuk menyaring detritus & plankton.

 Sistem Reproduksi
Reproduksi Seksual 
• Dioesious & monoesious
• Seksual via fertilisasi eksterna (ovum & sperma di lepas di air). Zigot → trokofor → juvenil
Reproduksi Aseksual
• Pada Cirratulidae, Sabellidae, Spionidae & Syllidae (Tunas/Budding) dari parapodia. bagian tubuh menjadi dua bagian.
• Epitoksi (pembentukan individu reproduktif) merupakan fenomena reproduksi khas polychaeta—hewan tampak jadi dua bagian.

 Saraf dan Indera
  • Sistem saraf tangga tali
• Alat indera utama: mata, “nuchal organ” & statocyst
• Mata berkembang baik (errantia), bintik mata/tidak ada (sedentaria)
• Fungsi mata: fotoreseptor
• Nuchal organ: kemoreseptor untuk mendeteksi makanan
• Sel peraba terdapat diseluruh tubuh, terutama parapodia & kepala


 Sistem Ekskresi
• Cacing yang tidak mempunyai pembuluh darah: protonefridia solenosit
• Cacing yang mempunyai pembuluh darah: metanefridia
- Nefrostom: corong bersilia
- Nefridial kanal: pembuluh ekskresi
- Nefridiophor: lubang ekskresi, bermuara pada neuropodium
• Nefridia juga berfungsi sebagai alat osmoregulasi


 Habitat dan Ekologi
Habitatnya di lautan, Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut ataupun membentuk tabung. Cara hidupnya yang bersembunyi menyebabkan mereka luput dari pengamatan biasa.
Contoh polychaeta yang terkenal:
1) Sabellastarte indica (cacing kipas)
2) Marphysa sanguinea
3) Eunice viridis (cacing wawo)
4) Lysidice oele (cacing palolo)
5) Nereis virens (kelabang laut)
Dua jenis terakhir sering dikonsumsi oleh orang-orang di Kepulauan Maluku. Sebagian besar waktu Polychaeta berada dalam bentuk atoke, yaitu hewan yang belum masak secara seksual (dewasa). Pada saat musim kawin, bagian tubuh tertentu membentuk gonad. Hewan yang sudah dewasa ini disebut epitoke. Epitoke mengandung gamet. Pembuahan terjadi di luar tubuh.
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Polychaeta
Ordo : Eunicida
Familia : Eunicedae
Genus : Eunice
Species : Eunice viridis

Kingdom          : Animalia
Phylum                        : Annelida
Classis             : Polychaeta
Ordo                : Phyllodocida
Family             : Nereidae
Genus              : Nereis
Spesies             : Nereis virens


Kelompok Polychaeta
Polychaeta dibagi dalam dua kelompok; polycaeta Erratia dan Sedentaria. Penggolongan itu di dasarkan perkrmbangan anterior dan cara hidup hewan dari masing-masing kelompok: polycaheta Erratia memiliki sumbu tubuh bersegmen banyak yang serupa (metameri), mempunyai kepala yang ditandai sejumlah palpus, antenna, dan siri tentakel. Hewan-hewan itu hidup bergerak bebas dan kuat dan acap kali bersusunan kompleks, yang dapat dijadikan ciri penentu jenis. Jumlah segmen tubuh  hewan Sedentaria relatif terbatas dibandingkan dengan Errantia. Anggota badan bagian anterior  dapat tidak  ada, tapi pun dapat ada, yang mirip dengan hewan Errantia. Pada umumnya bagian anterior termodifikasi menjadi lubang mulut yang dikelilingi insang, sedangkan bagian tengah membentuk bagian abdomen yang parapodianya pendek.
1.Subkelas Sedentaria
• Segmen tubuh & parapodium tidak sama. Faring tidak punya rahang
• Sedentari & bersembunyi dalam lumpur / hidup dalam tabung di lumpur
• Parapodia & organ saraf mereduksi
• Bentuk kepala mengalami berbagai modifikasi sesuai fungsinya sebagai ciliary feeder
• Contoh:
- Sabella (cacing kipas), struktur dikepala seperti bulu yang disebut radiola
- Chaetopterus ; hidup dalam tabung berbentuk huruf U, notopodium mengsekresi kantong lendir yang menjaring makanan dari air. Kantong secara periodik akan masuk ke dalam mulut ventral suckers
- Arenicola ; Hidup dalam tabung berbentuk huruf J

2. Subkelas Errantia
• Segmen tubuh sama dari kepala – ekor
• Parapodia sama dari depan – belakang
• Hidup bebas, pelagis, merayap, lubang
• Organ indera berkembang baik
• Contoh: Tomopteris: berenang bebas & bioluminescen


PERANAN POLYCHAETA
 Penting secara ekonomi (+,-):
1. Sumber protein
2. Bahan baku obat & industri farmasi
3. Parasit (cangkang kerang & tiram mutiara, usus ikan)
4. Budidaya (pakan ikan & komoditi ekspor)
5. Hiasan akuarium laut

 Penting secara ekologi:
1. Indikator polusi organik ekosistem akuatik
2. Mata rantai dalam ekosistem
3. Mendaur-ulang nutrien di alam
4. Membentuk ekosistem terumbu karang
5. Hama (penggerek & penempel) badan kapal

1.     Kelas Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa Yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen. Habitat cacing ini umumnya di air tawar dan tempat lembab. Namun, ada pula yang hidup di darat. Tubuhnya bersegmen-segmen dengan jumlah segmen mencapai 200 buah. Berikut merupakan gambar yang menerangkan struktur anatomi Oligochaeta


Ciri-ciri oligochaeta
  • Memiliki sedikit setae pada tubuhnya
  • Segmen pada tubuhnya mencapai 200 segmen
  • Panjang tubuh mulai 1cm-3m
  • Kulit dilapisi kutikula
  • Tubuh mengandung hemoglobin
  • Habitat di tempat lembab dan perairan
  • Hermaprodit
 Struktur Tubuh
Setae tidak membentuk berkas, tunggal dan membentuk rangkaian tertentu, tidak memiliki parapodia; jarang mempunyai insang (kecuali yang akuatik); prostomium kecil, berbentuk kerucut, tanpa mata atupun tentakel; organ reproduksi hermafrodit (pembuahan silang): susunan gonad dan saluran-saluran reproduksi khas, metamerisme terbatas; sejumlah segmen membentuk clitellum untuk menyekresikan cocoon; habitat pada umumnya air tawar ataupun terrestrial, beberapa hidup di lingkungan estuary.

Fisiologi
 Sistem Respirasi
Kelas Oligochaeta tidak memiliki parapodia seperti pada kelas polychaeta, pernapasannya dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya. Itu sebabnya mengapa tubuh kelompok cacing ini berlendir. Tubuh cacing tanah tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas. Kutikula menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing. Setelah masuk ke pembuluh darah, udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh. Tetapi ada juga Oligochaeta yang bernafas dengan menggunakan insang, yakni kelas oligochaeta yang hidup akuatik.

 Sistem Pencernaan
Class Oligochaeta memiliki sistem pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring, kerongkogan dan usus. Makanannya adalah sisa dedaunan. yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

 Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak melakukan pembuahan sendiri. Hal itu karena, matangnya sel kelamin betina tidak sama waktunya dengan matangnya sel kelamin jantan. Organ reproduksi betina terdapat di segmen ke-9 sampai ke-14 dan organ reproduksi jantan terdapat di segmen ke-10 sampai ke-15. Di segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat klitelum, yaitu penebalan epidermis sebagai penghasil lendir. Sewaktu sepasang cacing berkopulasi maka akan keluar lendir yang akan membungkus kedua cacing dan menjaga sperma dari kekeringan. Selubung (coccon) lendir tadi akan maju mundur di sepanjang kedua tubuh cacing. Setelah itu, sel telur dari masing-masing cacing keluar dan memasuki coccon. Jika melewati lubang kelamin jantan, telur-telur yang ada di dalam coccon akan dibuahi oleh sperma dari cacing yang berlainan. Setelah selesai pembuahan, coccon akan lepas ke arah depan. Sekarang di dalam coccon terdapat telur-telur yang akan dibuahi dan kemudian tekur-telur tersebut akan menetas menjadi cacing.
 Sistem saraf
Sistem saraf Oligochaeta terdiri dari:
·         ‘otak’ (ganglion cerebral)
·         dua lobus di atas faring
·         dua syaraf penghubung disekitar faring menuju ke ganglia sub paringeal
·         tali syaraf ventral (sepanjang dasar selom ke arah somit anal).
·         Beberapa syaraf menuju ke prostomium & daerah mulut
·         Tali syaraf ventral dlm tiap somit mempunyai ganglion membesar & memberikan 3 pasang syaraf  lateral
·         Tiap syaraf lateral membentang setengah somit terdiri dari serabut sensoris & motoris

 Sistem Ekskresi
Anelida dan moluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
Peranan
 Sumber pakan ikan (Tubifex)

 Perombak bahan organik & menyuburkan tanah (Lumbricus)
 Bioindikator (Tubifex, Limnodrillus)
 Inang perantara parasit pada ikan (Aulophorus furcatus & Dero limosa)
 Inang perantara cacing pita unggas (Amoebotaenia spenoides)
 Parasit pada anak ikan lele (Lytocestus parvulus)
 Pembawa virus+bakteri minyak flu pada ababi (Metastrongylus)

Ordo 1. Lumbriculida
– Gonopore jantan & testis terletak pada ruas yang sama
– Contoh: LumbriculusOrdo
2. Moniligastrida
– Gonopore jantan terletak di belakang ruas yang mengandung testis
– Contoh: Moniligaster
Ordo 3. Haplotaxida
– Gonopore jantan sedikit satu ruas di belakang ruas yang mengandung testis
– Contoh: Limnodrillus, Chaetogaster

KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia                                 
Phylum : Annelida
Class : Oligochaeta
Ordo : Opisthopora
Familia : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus sp.


Kingdom         : Animalia
Phylum            : Annelida
Classis             : Clitellata
Ordo                : Oligochaeta
Family             : Naididae
Genus              : Tubifex

1.     Kelas Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Anggota kelas hirudinea hidup di lingkungan akuatik dan terrestrial. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1–30 cm. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan Hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.

Ciri-ciri hirudinea:
  • Panjang tubuh mencapai 30 cm
  • Tubuh dilindungi oleh lapisan kutikula
  • Tubuh relatif pipih
  • Tubuh terdiri dari 34 segmen
  • Tidak mempunyai parapodia dan setae
  • Mempunyai alat penghisap (sucker) di bagian anterior maupun posterior
  • Bersifat hermafrodit
  • Habitat: air tawar dan darat
 Stuktur Tubuh
Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah pengisap darah, bagian terbesar di antaranya tidak hidup sebagai ektoparasit. Tubuhnya pipih. Ukuran panjangnya dari 1-2cm atau 5cm, walau ada yang mencapai 12cm, bahkan 30cm (Haemanteria ghiliani dari daerah Amazon). Metamerisme sudah sangat tereduksi: segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior (lebih besar) termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Jumlah segmen tetap, yaitu 34, walau lapisan cincin sekunder di luarnya (annuli) menyamarkan segmentasi primer tersebut. Clitteum dibentuk segmen-segmen IX,X atau XI.
Struktur tubuh lintah

Fisiologi
Alat Gerak
• Sebagian aktif malam, juga siang.
• Bergerak dengan cara melekukkan badan, melekat dengan sucker
• Berenang dengan cara menggelombangkan badan.


 Sistem Respirasi
• Menggunakan anyaman kapiler di bawah epidermis.
• Insang: Piscicolidae

 Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Proses pencernaan  penghisap anterior à mulut à faring à tembolok à usus à usus buntu à anus à penghisap posterior.
• faring otot yang dilengkapi rahang bergigi /probosis berotot
Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.

Makanan & Pencernaan
• Lintah hidup sebagai pemakan bangkai/predator, parasit. Predator makan larva, keong, serangga, cacing.
• 75% penghisap darah, melekat/nempel pada permukaan tubuh vertebrata (ikan-manusia).
• Darah dihisap oleh faring otot & menampung dalam tembolok.  Enzim saliva (hirudin) mencegah koagulasi darah. Dalam 1 x makan, lintah mengisap darah 10x berat tubuhnya.
Sistem Reproduksi
• Monoceous
•  jantan: 4-12 pasang testis. 1 pasang ductus spermaticus.
• betina: 2 ovarium & Oviduct yang berhubungan dengan kelenjar albumin & vagina di median yang bermuara di belakang porus genitalia jantan
• Tidak ada tingkat larva
• Lintah membentuk kokon yang mengandung telur yang telah dibuahi & kokon akan diletakkan dalam air/tanah.

Saraf dan Indera
• Ruas 5 & 6 terdapat lingkar saraf ganglia: “otak”
• Alat indera: mata & papilla
• Mata: fotoreseptor
• Papilla & sensila: tonjolan kecil pada epidermis. Fungsi: alat peraba & perasa

 Sistem Ekskresi
10-17 pasang nephridia, ammonia.

Habitat dan Ekologi
Hewan berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai. Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo(lintah).

Peranan
• Terapi medis (Hirudo medicinalis)

• Mengisap darah kerbau (Hirudo, Macrobdella, Philobdella)
• Parasit pada ikan (Piscicolidae)

KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Hirudinea
Ordo : Arhynchobdellida
Familia : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Species : Hirudo medicinalis

Kingdom          : Animalia
Phylum                        : Annelida
Classis             : Hirudinea
Ordo                : Arhynchobdellida
Family             : Haemadipsidae
Genus              : Haemadipsa
Spesies             : Haemadipsa zeylanica




ORDO 1. Arhynchobdellida
  • Mempunyai setae; hanya satu marga yang ada, ditemukan di Finlandia dan Rusia.
• Tidak punya alat isap pada anterior
• Pada segmen 2-4 terdapat dua pasang seta tiap ruas
• Contoh: Acanthobdella

ORDO 2. Gnathobdellia
• Punya alat isap anterior & posterior
Lintah bergigi tiga buah (walau kadang-kadang tereduksi); mulut lebar, hampir menyatu denga bibir batil isap oral; biasanya barmata 5 pasang.
• Punya 3 buah rahang, pharink tidak dapat dijulurkan
• Contoh: Hirudo medicinalis, Haemadipsa

ORDO 3. Rhynchobdellida
  • Lintah degan proboscis yang eversible; mulut kecil, di tengah batil isap oral; kelompok glossiphoniid hidup di air tawar, kelompok piscicolid hidup sebagai parasit ikan, contoh: Galssiphonia.
• Punya anterior sucker/tidak
• Tidak punya rahang, tapi punya belalai • Contoh: Piscicola, Helobdella

ORDO 4. Pharyngobdellida
Mirip dengan Gnathobbdellida, tetapi faring tidak bergigi; bermata 6-8 pasang; kebanyakan berhabitat air tawar, pemakan larva insekta dan moluska. Contoh: Erphobdella
• Pharink tidak dapat dijulurkan
• Tidak punya gigi, tapi punya 1-2 stylet
• Co: Erpobdella, Dina